sering sekali dalam hidup ini terjadi banyak kesalahpahaman. dari salah paham yang sekecil tai kuku sampai segede tai gajah (wek!). banyak faktor-fakor yang menyebabjan terjadinya salahpaham. apalagi jika hidup di dunia yang terdiri dari beribu-ribu rintangan yang silih mengahadang. dari hal yang terduga sampai hal yang tidak terduga.
salahpaham bisa terjadi karena ketidak mengertian pihak lain dengan keadaan kita ataupun sebaliknya. ya, hal itu sering terjadi. bahkan sudah lebih dari kata "sering". susah untuk meyakinkan bahwa hal tersebut salah paham! namun apadaya, mulut ini hanya dapat bekata "bukan" walau hati ini telah lelah menjerit. dan tiada seorangpun kan mengerti ketika semuanya telah terjadi.
oke, akan kuceritakan hal ini! mungkin kemunafikan adalah salahsatu dasar dari kesalahpahaman. hal yang susah diakui, bahkan hanya untuk bekata "iya" saja rasanya lidah ini enggan berkutik. hal sekecil itulah yang menjadikannya salahpaham. akhir dari kesalahpahaman yang tak kunjung diluruskan oleh penjelasan yang berbobot, menimbulkan penyesalan tiada akhir. (ups! lebay. tapi ini nyata)
sesak hati ini ketika lelah meluruskan kesalahpahaman. tak kunjung orang mengerti yang aku katakan. mereka hanya terdiam layaknya tembok yang sama sekali tidak menanggapi kehadiranku. lelah hati ini untuk meyakinkannya. lelah mulut ini untuk mengatakannya. jiwa ini lelah. batin ini lelah. mulut ini merintih, ia berkata "maaf". cukupkah untuk memperbaiki kesalahpahaman, jika perkataan itu diucapkan sebanyak sejuta kali? mata ini sembab, air mengalir darinya, mewakili perasaan hati yang tesayat. cukupkah berjuta-juta tetesan air mata ini untuk meyakinkannya? kepada siapa aku harus berkata? kepada siapa aku harus menjelaskan? ketika semua tangan menutup kuping, ketika semua mata tertutup, ketika kehadiranku tidak diharapkan lagi.
hidup dalam penyesalan apalah artinya? yang diinginkan hanyalah memutarbalik waktu yang telah berjalan tanpa henti. seiring berjalannya waktu, rasanya semakin dalam rasa penyesalan ini. tak sadar ketika tetesan air mata jatuh sedikit demi sedikit. rasa sakit yang memang tidak dapat diungkapkan lewat tulisan, bahkan lewat perkataan, menjadi teman sehari-hari yang menemaniku sampai mata ini tak bisa terbuka lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar